Minggu, 22 Mei 2011

Ilmu, Filsafat, dan Agama

Ilmu
Ilmu atau "science" merupakan istilah yang bermakna ganda, bisa diartikan secara luas ataupun sempit dan memiliki artian yang banyak. Beberapa contohnya : ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebut segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu kebulatan. Jadi dalam arti yang pertama ini ilmu mengacu pada ilmu seumumnya (science in general). Arti yang kedua dari ilmu merujuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari suatu pokok soal tertentu. Dalam arti ini suatu cabang ilmu khusus seperti antropologi, sosiologi, biologi atau geografi. Istilah Inggris ‘science’ kadang-kadang diberi arti sebagai ilmu khusus yang lebih terbatas lagi, yakni sebagai pengetahuan sistematis mengenai dunia fisis atau material (systematis knowledge of the physical or material world). Pengertian ilmu sebagai pengetahuan itu sesuai dengan asal-usul istilah Inggris ‘science’ yang berasal dari perkataan Latin ‘scientia’ yang diturunkan dari kata scire. Perkataan yang terakhir ini artinya mengetahui (to know). Begitu pun ilmu berasal dari kata ‘alima (bahasa Arab) yang berarti tahu Tetapi pengetahuan sesungguhnya hanyalah hasil atau produk dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Perkataan Latin scire juga berarti belajar (to learn), dengan demikian, dapat dipahami jika ada makna tambahan dari ilmu sebagai aktivitas atau proses yang dilakukan manusia. Oleh karena ilmu dapat dipandang sebagai bentuk aktivitas manusia, maka dari makna ini orang dapat melangkah lebih lanjut untuk sampai pada metode dari aktivitas itu. 

Ilmu pengetahuan memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:
  1. Merupakan seperangkat pengetahuan yang sistematis;
  2. Memiliki metode yang efektif;
  3. Memiliki objek;
  4. Memiliki rumusan kebenaran-kebenaran umum;
  5. Bersifat objektif;
  6. Dapat memberikan perkiraan atau prediksi.

Ada empat fungsi ilmu pengetahuan, yaitu:
  1. Fungsi deskriptif : menggambarkan ,melukiskan dan memaparkan suatu obyek atau masalah sehingga mudah dipelajari.
  2. Fungsi pengembangan, melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan menemukan hasil ilmu yang baru
  3. Fungsi prediksi, meramalkan kejadian-kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga manusia dapat mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan dalam menghadapinya
  4. Fungsi Kontrol, berusaha mengendalikan peristiwa-peristiwa yang tidak dikehendaki.

Tegasnya, fungsi ilmu pengetahuan adalah untuk kebutuhan hidup manusia di dalam berbagai bidangnya.


Filsafat
Filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” yang diterjemahkan sebagai cinta kearifan. Akar katanya adalah philos (philia, cinta) dan Sophia (kearifan). Filsafat berarti cinta akan kebenaran secara etimologis; suatu dorongan terus-menerus, suatu dambaan untuk mencari dan mengejar kebenaran. Tetapi dalam pengertian ini, yang pertama-tama diungkapkan adalah bahwa filsafat adalah sebuah upaya, sebuah proses, sebuah pencarian, sebuah, sebuah perburuan tanpa henti akan kebenaran. Karena itu, cinta (philo) dalam philosophia, tidak dipahami pertama-tama sebagai kata benda statis, yang given, melainkan sebagai sebuah kata kerja, sebuah proses. Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, artinya yang dengan mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat-pendapat yang diterima saja, mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis. Hal yang menyebabkan manusia berfilsafat karena dirangsang oleh: ketakjuban, ketidakpuasan, hasrat bertanya, dan keraguan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang dialami manusia dalam kehidupannya.

Ciri-ciri berpikir Filsafat adalah :
  1. Metodis : menggunakan metode, cara, yang lazim digunakan oleh filsuf (akhli filsafat) dalam proses berfikir.
  2. Sistematis : berfikir dalam suatu keterkaitan antar unsur-unsur dalam suatu keseluruhan sehingga tersusun suatu pola pemikiran Filsufis.
  3. Koheren : diantara unsur-unsur yang dipikirkan tidak terjadi sesuatu yang bertentangan dan tersusun secara logis.
  4. Rasional : mendasarkan pada kaidah berfikir yang benar dan logis (sesuai kaidah logika).
  5. Komprehensif : berfikir tentang sesuatu dari berbagai sudut (multidimensi).
  6. Radikal : berfikir secara mendalam sampai ke akar-akarnya atau sampai pada tingkatan esensi yang sedalam-dalamnya.
  7. Universal : muatan kebenarannya bersifat universal, mengarah pada realitas kehidupan manusia secara keseluruhan.

Fungsi dan Tujuan Filsafat yakni :
  1. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
  2. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat   lainnya.
  3. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
  4. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan.
  5. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu  sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.
  6. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memeahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
  7. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai bidang,sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
  8. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan nonilmiah.
  9. Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
  10. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumberdan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.


Agama
Agama dalam Sanskerta : a = tidak; gama = kacau, sehingga dapat diartikan tidak kacau, atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu. Religio (dari religere, Latin) artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan saksama; jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan hubungannya dengan Ilahi. Dari sudut sosiologi, agama adalah tindakan-tindakan pada suatu sistem sosial dalam diri orang-orang yang percaya pada suatu kekuatan tertentu (yang supra natural) dan berfungsi agar dirinya dan masyarakat keselamatan. Agama merupakan suatu sistem sosial yang dipraktekkan masyarakat; sistem sosial yang dibuat manusia (pendiri atau pengajar utama agama) untuk berbhakti dan menyembah Ilahi.

Ciri-ciri umum Agama dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Agama merupakan suatu sistem tauhid atau sistem keimanan atau keyakinan terhadap eksistensi sesuatu yang absolut (mutlak) diluar diri manusia yang merupakan causa-prima atau penyebab pertama dari pada segala sesuatu yang termasuk dunia itu dengan segala isinya.
  2.  Agama merupakan satu system ritual atau peribadatan atau penyembahan dari manusia kepada sesuatu yang diberi peredikat yang absolut (mutlak) atau causa-prima itu.
  3. Agama merupakan satu system nilai (value system) atau system norma /kaidah yang menjadi pola hubungan manusiawi antara sesame manusia dan pola hubungan dengan ciptaan lainnya dari yang absolut (mutlak) atau causa-prima itu yang seirama dengan system tauhid dan system ritual tersebut.

Beberapa tujuan Agama yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
  1. Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah,Tuhan Yang Maha Esa (tahuid).
  2. Mengatur kehidupan manusia di dunia,agar kehidupan teratur dengan  baik, sehingga dapat mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
  3. Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.
  4. Menyempurnakan akhlak manusia.


Hubungan dari ketiganya adalah merupakan bentuk pengetahuan. Ketiganya bertujuan untuk kebenaran. Dalam pencariannya ketiga bentuk pengetahuan itu masing-masing mempunya metode, sistem dan mengolah obyek selengkap-lengkapnya. Ketiga-tiganya memiliki hubungan dan tidak perlu dibenturkan satu sama lain selama diyakini bahwa ilmu manusia memiliki keterbatasan. Demikian pula dengan filsafat, selama dipahami sebagai proses berfikir bukan sebagai penentu. Adapun agama dapat diyakini, selama dapat dibuktikan dengan dalil-dalil yang dapat dipertangung jawabkan.